29 Februari 2012

Belajar Tiada Henti


Ada banyak buku manajemen yang menggunakan kalimat “The ... Way” sebagai judul. Ada The IBM Way, The Toyota Way, The Apple Way. Buku-buku itu ingin menggiring pembacanya kepada jalan yang ditempuh hingga menjadi besar dan sukses.
Tapi buku ini, “The CEO Way: 3 Punggawa Telekomunikasi Indonesia” hanya sekadar menunjukkan bahwa ada banyak jalan yang bisa ditempuh oleh siapa saja dalam menuju puncak karier, sebagai chief executive officer (CEO). Penulis, Rizagana, yang juga menulis buku berjudul “The CEO Way: 8 Pendekar TI Indonesia” (Tristar, 2009), lebih banyak mengungkapkan perjalanan karier tiga CEO perusahaan telekomunikasi nasional hingga mencapai jabatan tertinggi.
Dari gaya bahasanya, buku ini bertutur tentang perjalanan karier tiga CEO di perusahaan telekomunikasi nasional. Ketiga CEO itu adalah Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi, Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah, dan Dirut PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) Sarwoto Atmosutarno.
Ketiga CEO itu, seperti CEO lain, rata-rata adalah orang-orang yang pintar dan cerdas. Mereka cerdas sejak semasa sekolah, bahkan siswa teladan. Tiga CEO ini awalnya orang-orang IPA atau eksak, yang meminati bidang teknik. Tapi kemudian setelah mengarungi dunia kerja, mereka terus belajar, dan terus sekolah. Mereka tidak lagi belajar tentang ilmu eksakta, tapi memperdalam ilmu manajemen, marketing, dan bahkan finansial. 
Terus belajar ini pula yang membuat mereka sukses.
Hasnul Suhaimi dan Rinaldi Firmansyah, misalnya, adalah insinyur Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sedangkan Sarwoto Atmosutarno adalah doktorandus dari Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya. 
Hasnul kemudian mengambil gelar MBA dari University of Hawaii, Amerika Serikat (AS), dan Sarwoto mengambil gelar Master Business Engineer in Telecommunication dari Ecole Nationale Superieure Des Telecommunications de Bretagne, Francis. Sedangkan Rinaldi mengambil MBA dari Institut Pengembangan Managemen Indonesia (IPMI) Jakarta, dan gelar Chartered Financial Analist (CFA).

Setelah itu, mereka meninggalkan dunia obeng dan baut untuk kemudian tenggelam dalam dunia marketing, jualan, mencari pelanggan, profit, dan berusaha sekuat tenaga meningkatkan pendapatan perusahaan. Mereka mulai memasuki episode baru dalam hidup mereka dari yang eksak dan pasti ke dunia nisbi, yang semuanya bisa diatur atau bahkan ‘dinegosiasikan’. Mereka tidak lagi "percaya" dengan rumus matematika yang mereka pelajari dan yakini selama ini, bahwa 2 + 2 = 4, tapi bisa lebih dari empat.
Inilah yang mulai ‘dipermainkan’ ketiga CEO itu hingga meraih posisi puncak. Karier Hasnul dan Rinaldi begitu ‘berwarna’ dan loncat dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dibanding Sarwoto yang lempang di Telkom sebelum akhirnya ditugaskan memimpin Telkomsel, anak usaha Telkom.
Buku “The CEO Way: 3 Punggawa Telekomunikasi Indonesia” ini mencoba memberikan inspirasi kepada pembaca, terutama para pelajar atau mahasiswa dan karyawan baru yang sedang meniti karier. Tidak hanya menginspirasi, boleh juga mereka mempraktikkan langkah-langkah CEO itu, terutama dalam hal belajar yang tiada henti. (*)

06 Februari 2012

Andreas Diantoro Pimpin Microsoft Indonesia



Andreas Ruddy Diantoro ditunjuk sebagai Presiden Direktur Microsoft Indonesia. Pria kelahiran Yogyakarta, 12 September 1968 itu menggantikan Sutanto Hartono yang masa jabatannya berakhir pada akhir tahun lalu. Andreas akan mulai berkantor di Microsoft Indonesia pada 15 Februari 2012.

“Mohon dukungannya selalu,” kata Andreas Diantoro menjawab ucapan selamat via SMS, Senin (6/2).

Andreas memulai karier di Hewlett Packard (HP) Singapura sejak 1995, dan berlanjut ke HP Australia, sebelum akhirnya memimpin HP Indonesia pada 1999. Namun, pada 2005, ia hengkang ke Dell sebagai regional managing director South Asia/Developing Markets Groups.

Di vendor komputer yang bermarkas di AS itu, Andreas memimpin binis Dell di 23 negara berkembang di Asia Selatan. Ia bahkan membawahi lima region (country manager) di kawasan tersebut, yakni Kuala Lumpur-Malaysia, Singapura, Islamabad-Pakistan, Hanoi-Vietnam, dan Jakarta-Indonesia.

02 Februari 2012

Gavin Selkirk Jabat CEO Fujitsu Asia




Fujitsu Asia, penyedia solusi bisnis berbasis teknologi informasi (TI mengumumkan penunjukkan Gavin Selkirk sebagai Regional Chief Executive Officer (CEO) Fujitsu Asia, yang berlaku efektif sejak 1 Februari 2012. Selkirk menggantikan Lawrence Wee yang mengundurkan diri untuk menekuni peluang di bidang lain.

“Kami percaya pengalaman Selkirk akan memastikan Fujitsu dapat terus memanfaatkan pertumbuhan teknologi yang cepat di area, seperti solusi komputasi awan, konvergensi teknologi, dan komputasi mobilitas untuk meningkatkan dominasi Fujitsu di pasar-pasar berkembang yang pesat di kawasan ASEAN,” kata Corporate Senior Vice President dan President Global Business Group Fujitsu Limited, Rod Vawdrey dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (2/2).

Selkirk adalah lulusan Universitas New South Wales dengan gelar diploma bidang Business Management. Sebelum membangun karirnya di industri TI, Selkirk pernah bergabung di Royal Australian Navy di mana beliau bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan memberikan rekomendasi keuangan terhadap berbagai isu untuk mendukung Armada Angkatan Laut Australia.

“Saya berharap mampu mengkapitalisasi semangat inovasi tiada henti yang ditunjukkan Fujitsu dan membantu pelanggan mengatasi tantangan , sekaligus membantu mereka menciptakan peluang usaha baru,” kata Selkirk, yang akan berkantor di Singapura untuk menjalani peran barunya.