18 Juni 2009

Jalan Menuju CEO

Ada begitu banyak perusahaan multinasional (MNC) membuka kantor di Indonesia, tak terkecuali MNC yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI). Banyak orang pintar Indonesia yang memimpin MNC itu di Indonesia, baik sebagai presiden direktur atau country manager. Bila ditelisik, tampilnya orang lokal menjadi chief executive officer (CEO) pada MNC itu terjadi pada tahun 2002. Seperti serentak.


Awalnya IBM yang memeloporinya pada tahun 80-an, lalu diikuti Microsoft, Hewlett-Packard (HP), Intel, Dell, Cisco, Nokia, Sun Microsystems, dan banyak MNC lainya. Mereka yang kemudian memimpin MNC itu rata-rata lulusan perguruan tinggi nasional, baik negeri maupun swasta. Rata-rata mereka yang menduduki posisi puncak pada MNC di Tanah Air itu dalam usia relatif muda, di bawah 40 tahun.


Sebut saja Andreas Ruddy Diantoro, yang memimpin bisnis Dell Inc di 23 negara di kawasan Asia Selatan dalam usia 36 tahun. Pun begitu dengan Hasan Aula, yang menjadi country manager Nokia Indonesia dalam usia 38 tahun. Elisa Lumbantoruan, bahkan dalam usia 35 tahun sudah menjadi presiden direktur Hewlett-Packard (HP) Indonesia, sebelum akhirnya diminta Kemeterian BUMN untuk menjadi direktur TI dan Strategis pada PT Garuda Indonesia.


Selain itu ada Budi Wahyu Jati (country manager Intel Indonesia), Irfan Setiaputra (country manager Cisco Systems Indonesia), dan Tony Chen (presiden direktur PT Microsoft Indoensia) yang menjadi CEO pada usia 38 tahun. Irfan Setiaputra, kemudian diminta pula oleh Kementerian BUMN untuk memimpin sebagai presiden direktut PT Inti (Persero). Sedangkan Suryo Suwignjo (presiden direktur PT IBM Indonesia) dan Wibisono Gumulya (presiden direktur PT Sun Microsystems Indonesia) menjadi CEO dalam usia 42 tahun.


Mereka merintis karier dari bawah pada perusahaan tersebut. Namun, ada juga yang loncat dari perusahaan satu ke perusahaan lain sebelum akhirnya memimpin MNC tersebut. Yang pasti, mereka semua memulai karier sebagai tenaga sales.

Mereka pada intinya memasarkan produk TI di Indonesia, tetapi sejatinya juga memasyarakatkan penggunaan TI di Nusantara ini. Kepada anak-anak, pelajar, mahasiswa, orang tua, dan dunia usaha, baik perusahaan besar maupun usaha kecil dan menengah (UKM).


Talenta mereka telah membuka belenggu keragu-raguan dan ketidakpercayaan MNC terhadap talenta orang Indonesia. Sepak terjang mereka di MNC itu sedikit banyak menginspirasi banyak orang, terutama para pelajar dan mahasiswa, serta mereka yang baru berkiprah di dunia kerja atau bahkan sedang merintis karier.



1 komentar:

  1. bravo.... buku pendekar TI ini sangat mendidik sebagai acuan bagi para pemain TI tanah air..
    mantab banget deh bung riza..

    BalasHapus