04 Oktober 2019

Hendra Lesmana Jadi CEO NTT Indonesia

NTT Ltd mengangkat Hendra Lesmana sebagai chief executive officer (CEO) NTT Ltd Indonesia. Perusahaan juga menetapkan Mizuho Tada sebagai presiden direktur PT NTT Indonesia.
PT NTT Indonesia sebelumnya bernama PT Dimension Data adalah perusahaan penyedia layanan teknologi informasi yang beroperasi di Tanah Air.
Baik Hendra maupun Mizuho akan bertanggung jawab untuk memastikan pencapaian target ambisius yang ditetapkan NTT Ltd dalam menawarkan jasa layanan infrastruktur ICT dan bisnis pusat data di Indonesia.
"Saya dengan bangga mengumumkan penunjukan Bapak Hendra Lesmana sebagai CEO NTT Ltd Indonesia dan Bapak Mizuho Tada sebagai presiden direktur PT NTT Indonesia. Mereka akan memimpin organisasi bisnis kami di Indonesia," kata CEO NTT Ltd Asia Pasifik, John Lombard, melalui pernyataan tertulis, Jumat (4/10/2019).
Lombard juga mengapresiasi langkah-langkah konkret yang dilakukan banyak perusahaan di kawasan Asia Pasifik, terutama yang menjadi bagian dari keluarga besar NTT Ltd, termasuk PT Dimension Data, DTSI, Emerio, NTT Communications, NTT Security dan Training Partners.
Hendra dan Tada, lanjut Lombard, nantinya secara bersama-sama akan bertanggung-jawab kepada Kepala Subwilayah ASEAN Kim-Meng Png, yang berkedudukan di Singapura. Ini terkait dengan pengembangan strategis dan operasional perusahaan. Png bertanggung jawab untuk penjualan di Asia Tenggara, yang meliputi Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina.
Di akun Facebooknya, Hendra Lesmana tercantum sebagai alumni Universitas Surabaya angkatan 1994 jurusan Chemical Engineering.
Ia pernah bekerja di PT Multipolar Technology Tbk pada 2001-2005. Lalu, pada 1 Februari 2005, ia bergabung dengan PT Datacraf Indonesia yang pada 2011 berganti nama menjadi PT Dimension Indonesia. Pada 2002, ia dipercaya sebagai Regional Enterprise Architec Dimension Data Asia Pacific.
Karirnya terus menanjak dan pada 2015, ia dipercaya sebagai Chief Operations Office PT Dimension Data Indonesia dan enam bulan kemudian (tepatnya pada 2 Novermver 2015) ia diangkat menjadi Country General Manager PT Dimension Data Indonesia.
Pada 2019 lagi-lagi berganti PT Dimension Data berubah nama menjadi PT NTT Indonesia. Dan, Hendra Lesmana masih tetap dipercaya untuk memimpinnya.
Oleh karena itu, Hendra Lesmana mengatakan, merupakan suatu kehormatan untuk terus memimpin bisnis NTT Ltd di Indonesia menuju era baru. "Kami senang dapat menawarkan kepada klien-klien di Indonesia akses brand NTT untuk beragam keahlian dan luasnya cakupan kemampuan," kata Hendra.
Sementara itu, Mizuho Tada menambahkan, Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi NTT. "Kami berkomitmen untuk menumbuhkan pasar infrastruktur dan layanan TIK di Indonesia, serta menyediakan transfer teknologi inovatif ke bisnis-bisnis di Indonesia. Bersama-sama kita melakukan hal-hal besar," kata Tada.

19 September 2019

Karaniya Dharmasaputra Jadi CEO OVO

Karaniya Dharmasaputra, salah satu pendiri PT Bareksa Portal Investasi (Bareksa), per September 2019 ini diangkat menjadi Presiden PT Visionet Internasional (OVO).
Dalam keterangan resmi perusahaan, Kamis (19/9/2019), Karaniya Dharmasaputra menggantikan posisi Andrian Suherman yang telah memimpin OVO tiga tahun terakhir.
"Kepercayaan ini merupakan sebuah amanah untuk terus membangun OVO, bukan hanya sebagai pelaku industri tekfin terpercaya tapi juga sebagai aset nasional strategis. OVO harus berpihak dan bermanfaat bagi Indonesia," ujar Karaniya.
OVO adalah platform pembayaran digital yang masuk dalam pohon bisnis Lippo Digital Group. OVO telah memiliki lisensi e-money di Indonesia, dan telah menjadi mitra pembayaran digital GrabPay.
Sejak diluncurkan pada September 2017, OVO telah digunakan oleh lebih dari 115 juta pengguna dan juga 300.000 mitra UMKM di 354 kota di Indonesia. OVO adalah salah satu platform pembayaran digital dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.
Ditunjuknya Karaniya sebagai CEO diharapkan bisa terus menumbuhkembangkan OVO.
Namun, lulusan sarjana ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini tidak melepas jabatannya sebagai CEO Bareksa.
Ia beralasan, Bareksa dan OVO sedang dalam proses integrasi bisnis. Proses integrasi itu masih menunggu izin dari Bank Indonesia (BI).
Pria yang meraih gelar Master of Public Policy di The George Washington University ini adalah pendiri dan sekaligus sebagai CEO Bareksa sejak Januari 2014. Sebelumnya ia pernah malang melintang di  perusahaan media, seperti The Jakarta Post, Kompas, Tempo dan Viva.

04 September 2019

Insinyur Pertanian Pimpin BRI

Setelah "ditinggal" Suprajarto, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Rapat tersebut mengangkat Sunarso, dari Wakil Dirut menjadi Direktur Utama (Dirut) BRI. Sementara itu, posisi Wadirut diisi oleh Catur Budi Harto.
"RUPSLB juga memutuskan perubahan anggota dewan komisaris dan direksi," kata Sunarso dalam acara konpers usai RUPLSB, di Gedung BRI 1, Jakarta, Senin (2/9).
Soenarso mengenyam pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) , jurusan Agronomi. Setelah itu, pria kelahiran Pasuruan, 7 November 1963 ini melanjutkan ke jenjang S2 bidnag Administrasi Bisnis di Universitas Indonesia.
Sunarso sebenarnya sudah sejak 2015 menjadi wadirut BRI. Namun pada Oktober 2017, ia dipercaya utk menjsdi orang nomor satu di PT Pegadaian. Pada Januari 2019, ia diminta kembali ke BRI sebagai wadirut lagi.
Pengalaman profesional Sunarso dimulai di Bank Dagang Negara yang kemudian merger dengan Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Ekpor Impor Indonesia menjadi Bank Mandiri.
Jabatan tertinggi yang pernah diembannya di bank hasil merger itu adalah sebagai Direktur Commercial & Business Banking sejak tahun 2010 hingga 2015.

01 September 2019

Suprajarto Memilih Mundur

Kamis, 29 Agustus 2019 adalah hari yang kusut buat Suprajarto. Siang hari ia masih dirut BRI, sore harinya ia dapat kabar diangkat jadi dirut BTN, dan malam harinya ia mundur, melepaskan jabatan sebagai orang nomor satu di bank plat merah itu.
Kejadian itu bertepatan sehari setelah hari lahirnya. Pria kelahiran 28 Agustus 1965 itu merasa tak pernah diajak bicara tentang kepindahannya dari BRI ke BTN.
"Saya tidak pernah diajak bicara sebelumnya. Apalagi diajak musyawarah. Saya memutuskan mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN itu," ujar lulusan S3 Manajemen Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung itu di Jakarta, Kamis malam (29/8).
Suprajarto sudah 30 tahun malang melintang di BRI hingga pada 2015 ia diminta ke Bank Negara Indonesia (BNI) untuk menduduki jabatan sebagai Wakil Dirut BNI. Lalu, ia kembali lagi untuk memimpin BRI pada Maret 2017 menggantikan Asmawi Syam.
Anehnya, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan Suprajarto telah mengetahui rencana penunjukannya sebagai dirut BTN menggantikan Maryono. "Sudah (tahu)," ujar Gatot.

03 Agustus 2019

Ahmad Abdulaziz Al Neama Jadi CEO Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo mengangkat Ahmad Abdulaziz Al Neama sebagai CEO & Direktur Utama Indosat Ooredoo menggantikan Crish Kanter.
Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di kantor pusat Indosat di Jakarta pada Kamis (1/8).
Selain mengangkat Ahmad Al Neama jadi CEO perusahaan, hasil rapat tersebut juga mengungkap sejumlah perubahan dan penetapan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Indosat.
Ahmad Al Neama sendiri sudah bekerja di Ooredoo Group selama 15 tahun. Ia menjabat posisi Chief Technology and Information Officer di Ooredoo sejak 2017, dan juga berperan sebagai anggota Dewan Direksi Ooredoo Myanmar.
Berikut daftar susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Indosat Ooredoo.

Dewan Komisaris

1. Waleed Mohamed Ebrahim Alsayed, Komisaris Utama
2. Hans Anthony Kuropatwa, Komisaris
3. Hilal Suleiman Malawi, Komisaris
4. Heru Pambudi, Komisaris
5. Afini Boer, Komisaris
6. Andrew Tor Oddvar Kvålseth, Komisaris
7. Chris Kanter, Komisaris
8. Syed Maqbul Quader, Komisaris Independen
9. Elisa Lumbantoruan, Komisaris Independen
10. Wijayanto Samirin, Komisaris Independen

Dewan Direksi

1. Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama, Direktur Utama
2. Eyas Naif Saleh Assaf, Direktur
3. Arief Musta’in, Direktur
4. Vikram Sinha, Direktur
5. Irsyad Sahroni, Direktur Independen

15 Juli 2019

Chun Li, CEO Lazada Indonesia

Lazada Group menunjuk salah satu bosnya, Chun Li,  untuk memimpin Lazada Indonesia. Chun Li yang baru bergabung dua tahun dengan Lazada Group diharapkan mampu mendongkrak kinerja Lazada Indonesia.

Pierre Poignant, CEO Lazada Group, menyatakan, penunjukan Chun Li sebagai CEO Lazada Indonesia tak lain  karena pengalamannya. Saat ini, Chun Li masih menjabat sebagai Co-President Lazada Group. Oleh karena itu, ia paham sangat mendalam tentang perusahaan e-commerce.

"Kami percaya Chun Li adalah orang yang tepat untuk memimpin usaha kami di Indonesia. Ia akan memimpin babak baru pertumbuhan dan kontribusi Lazada di Indonesia," kata Poignant melalui keterangan pers, belum lama ini.

Lagi-lagi bukan orang asli Indonesia yang memimpin Lazada Indonesia. Chun Li menggantikan Alessandro Piscini, yang menjabat CEO Lazada Indonesia sejak Mei 2018.

Chun Li memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun bekerja dalam bidang e-commerce. Sebelumnya, Ia juga pernah bekerja di Alibaba Group, eBay dan PayPal.

Sementara itu, Chun Li  menyatakan siap dan akan fokus dalam memanfaatkan solusi berbasis data, teknologi, jaringan logistik. Ia juga akan memanfaatkan ekosistem yang didukung Alibaba untuk meningkatkan pengalaman berbelanja.
"Saya sangat antusias untuk memimpin babak baru perjalanan pertumbuhan Lazada dalam momen transformatif era ekonomi digital di Indonesia," ujar Chun Li.

02 Juni 2019

Ririek Adriansyah Jadi Dirut Telkom

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah diangkat menjadi Direktur Utama PT Telekomuniasi Indonesia (Telkom) menggantikan Alex Sinaga yang sudah habis masa jabatannya.
Keputusan ini ditetapkam dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar Jumat (24/5/2019).
Ririek Adriansyah telah malang melintang di Telkom. Sebelum ditunjuk untuk menahkodai perusahaan palt merat ini, ia adalah Direktur Utama Telkomsel. Ia memimpin anka usaha Telkom itu sejak Januari 2015.
Ririek merupakan lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989. Sebelum menjadi Direktur Utama Telkomsel, ia telah menduduki sejumlah jabatan penting di Telkom dan anak usaha Telkom Grup.
Ririek mengawali kariernya di Telkom sebagai Deputi EGM Divisi Infratel sejak 2004 hingga 2008. Kemudian dia menjadi Direktur International Carrier Service Telekomunikasi Indonesia Internatioal (Telin) pada 2008 hingga 2010,  Direktur Marketing & Sales, PT Telin pada 2010-2011, dan menjadi dirut Telin pada 2011 hingga 2012.

Dewan Direksi:

Ririek Adriansyah (Direktur Utama)
Harry M Zen (Direktur Keuangan)
Siti Choiriana (Direktur Consumer Service)
Zulhelfi Abidin (Direktur Network & IT Solution)
Edwin Aristiawan (Direktur Wholesale & International Service )
Edi Witjara (Direktur Human Capital Management)
Faisal Rohmad Jumadi (Direktur Digital Business)
Achmad Soegiarto (Direktur Digital & Strategic Portfolio)
Bogi Witjaksono (Direktur Enterprise & Business Service)

Dewan Komisaris:

Rhenald Kasali (Komisaris Utama & Komisaris Independen)
Edwin Hidayat Abdullah (Komisaris)
Isa Rachmatarwata (Komisaris)
Ismail (Komisaris)
Marcelino Pandin (Komisaris)
Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris)
Cahyana Ahmadjayadi (Komisaris Independen)
Margiyono Darsasumarja (Komisaris Independen)