Indosat Ooredoo mengangkat Ahmad Abdulaziz Al Neama sebagai CEO & Direktur Utama Indosat Ooredoo menggantikan Crish Kanter.
Keputusan itu diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di kantor pusat Indosat di Jakarta pada Kamis (1/8).
Selain mengangkat Ahmad Al Neama jadi CEO perusahaan, hasil rapat tersebut juga mengungkap sejumlah perubahan dan penetapan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Indosat.
Ahmad Al Neama sendiri sudah bekerja di Ooredoo Group selama 15 tahun. Ia menjabat posisi Chief Technology and Information Officer di Ooredoo sejak 2017, dan juga berperan sebagai anggota Dewan Direksi Ooredoo Myanmar.
Berikut daftar susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Indosat Ooredoo.
Dewan Komisaris
1. Waleed Mohamed Ebrahim Alsayed, Komisaris Utama
2. Hans Anthony Kuropatwa, Komisaris
3. Hilal Suleiman Malawi, Komisaris
4. Heru Pambudi, Komisaris
5. Afini Boer, Komisaris
6. Andrew Tor Oddvar Kvålseth, Komisaris
7. Chris Kanter, Komisaris
8. Syed Maqbul Quader, Komisaris Independen
9. Elisa Lumbantoruan, Komisaris Independen
10. Wijayanto Samirin, Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama, Direktur Utama
2. Eyas Naif Saleh Assaf, Direktur
3. Arief Musta’in, Direktur
4. Vikram Sinha, Direktur
5. Irsyad Sahroni, Direktur Independen
03 Agustus 2019
15 Juli 2019
Chun Li, CEO Lazada Indonesia
Lazada Group menunjuk salah satu bosnya, Chun Li, untuk memimpin Lazada Indonesia. Chun Li yang baru bergabung dua tahun dengan Lazada Group diharapkan mampu mendongkrak kinerja Lazada Indonesia.
Pierre Poignant, CEO Lazada Group, menyatakan, penunjukan Chun Li sebagai CEO Lazada Indonesia tak lain karena pengalamannya. Saat ini, Chun Li masih menjabat sebagai Co-President Lazada Group. Oleh karena itu, ia paham sangat mendalam tentang perusahaan e-commerce.
"Kami percaya Chun Li adalah orang yang tepat untuk memimpin usaha kami di Indonesia. Ia akan memimpin babak baru pertumbuhan dan kontribusi Lazada di Indonesia," kata Poignant melalui keterangan pers, belum lama ini.
Lagi-lagi bukan orang asli Indonesia yang memimpin Lazada Indonesia. Chun Li menggantikan Alessandro Piscini, yang menjabat CEO Lazada Indonesia sejak Mei 2018.
Chun Li memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun bekerja dalam bidang e-commerce. Sebelumnya, Ia juga pernah bekerja di Alibaba Group, eBay dan PayPal.
Sementara itu, Chun Li menyatakan siap dan akan fokus dalam memanfaatkan solusi berbasis data, teknologi, jaringan logistik. Ia juga akan memanfaatkan ekosistem yang didukung Alibaba untuk meningkatkan pengalaman berbelanja.
"Saya sangat antusias untuk memimpin babak baru perjalanan pertumbuhan Lazada dalam momen transformatif era ekonomi digital di Indonesia," ujar Chun Li.
Pierre Poignant, CEO Lazada Group, menyatakan, penunjukan Chun Li sebagai CEO Lazada Indonesia tak lain karena pengalamannya. Saat ini, Chun Li masih menjabat sebagai Co-President Lazada Group. Oleh karena itu, ia paham sangat mendalam tentang perusahaan e-commerce.
"Kami percaya Chun Li adalah orang yang tepat untuk memimpin usaha kami di Indonesia. Ia akan memimpin babak baru pertumbuhan dan kontribusi Lazada di Indonesia," kata Poignant melalui keterangan pers, belum lama ini.
Lagi-lagi bukan orang asli Indonesia yang memimpin Lazada Indonesia. Chun Li menggantikan Alessandro Piscini, yang menjabat CEO Lazada Indonesia sejak Mei 2018.
Chun Li memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun bekerja dalam bidang e-commerce. Sebelumnya, Ia juga pernah bekerja di Alibaba Group, eBay dan PayPal.
Sementara itu, Chun Li menyatakan siap dan akan fokus dalam memanfaatkan solusi berbasis data, teknologi, jaringan logistik. Ia juga akan memanfaatkan ekosistem yang didukung Alibaba untuk meningkatkan pengalaman berbelanja.
"Saya sangat antusias untuk memimpin babak baru perjalanan pertumbuhan Lazada dalam momen transformatif era ekonomi digital di Indonesia," ujar Chun Li.
02 Juni 2019
Ririek Adriansyah Jadi Dirut Telkom
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah diangkat menjadi Direktur Utama PT Telekomuniasi Indonesia (Telkom) menggantikan Alex Sinaga yang sudah habis masa jabatannya.
Keputusan ini ditetapkam dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar Jumat (24/5/2019).
Ririek Adriansyah telah malang melintang di Telkom. Sebelum ditunjuk untuk menahkodai perusahaan palt merat ini, ia adalah Direktur Utama Telkomsel. Ia memimpin anka usaha Telkom itu sejak Januari 2015.
Ririek merupakan lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989. Sebelum menjadi Direktur Utama Telkomsel, ia telah menduduki sejumlah jabatan penting di Telkom dan anak usaha Telkom Grup.
Ririek mengawali kariernya di Telkom sebagai Deputi EGM Divisi Infratel sejak 2004 hingga 2008. Kemudian dia menjadi Direktur International Carrier Service Telekomunikasi Indonesia Internatioal (Telin) pada 2008 hingga 2010, Direktur Marketing & Sales, PT Telin pada 2010-2011, dan menjadi dirut Telin pada 2011 hingga 2012.
Dewan Direksi:
Ririek Adriansyah (Direktur Utama)
Harry M Zen (Direktur Keuangan)
Siti Choiriana (Direktur Consumer Service)
Zulhelfi Abidin (Direktur Network & IT Solution)
Edwin Aristiawan (Direktur Wholesale & International Service )
Edi Witjara (Direktur Human Capital Management)
Faisal Rohmad Jumadi (Direktur Digital Business)
Achmad Soegiarto (Direktur Digital & Strategic Portfolio)
Bogi Witjaksono (Direktur Enterprise & Business Service)
Dewan Komisaris:
Rhenald Kasali (Komisaris Utama & Komisaris Independen)
Edwin Hidayat Abdullah (Komisaris)
Isa Rachmatarwata (Komisaris)
Ismail (Komisaris)
Marcelino Pandin (Komisaris)
Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris)
Cahyana Ahmadjayadi (Komisaris Independen)
Margiyono Darsasumarja (Komisaris Independen)
Keputusan ini ditetapkam dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar Jumat (24/5/2019).
Ririek Adriansyah telah malang melintang di Telkom. Sebelum ditunjuk untuk menahkodai perusahaan palt merat ini, ia adalah Direktur Utama Telkomsel. Ia memimpin anka usaha Telkom itu sejak Januari 2015.
Ririek merupakan lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989. Sebelum menjadi Direktur Utama Telkomsel, ia telah menduduki sejumlah jabatan penting di Telkom dan anak usaha Telkom Grup.
Ririek mengawali kariernya di Telkom sebagai Deputi EGM Divisi Infratel sejak 2004 hingga 2008. Kemudian dia menjadi Direktur International Carrier Service Telekomunikasi Indonesia Internatioal (Telin) pada 2008 hingga 2010, Direktur Marketing & Sales, PT Telin pada 2010-2011, dan menjadi dirut Telin pada 2011 hingga 2012.
Dewan Direksi:
Ririek Adriansyah (Direktur Utama)
Harry M Zen (Direktur Keuangan)
Siti Choiriana (Direktur Consumer Service)
Zulhelfi Abidin (Direktur Network & IT Solution)
Edwin Aristiawan (Direktur Wholesale & International Service )
Edi Witjara (Direktur Human Capital Management)
Faisal Rohmad Jumadi (Direktur Digital Business)
Achmad Soegiarto (Direktur Digital & Strategic Portfolio)
Bogi Witjaksono (Direktur Enterprise & Business Service)
Dewan Komisaris:
Rhenald Kasali (Komisaris Utama & Komisaris Independen)
Edwin Hidayat Abdullah (Komisaris)
Isa Rachmatarwata (Komisaris)
Ismail (Komisaris)
Marcelino Pandin (Komisaris)
Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris)
Cahyana Ahmadjayadi (Komisaris Independen)
Margiyono Darsasumarja (Komisaris Independen)
30 Mei 2019
Emma Sri Martini Jadi Dirut Telkomsel
Begitu Ririek Adriansyah diangkat menjadi Dirut PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, PT Telkomsel juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Rapat itu memutuskan Emma Sri Martini sebagai Direktur Utama Telkomsel.
RUPST Telkomsel itu dihadiri para pemegang saham, yakni Telkom dan Singapore Telecommunications Ltd. (SingTel).
Emma adalah sarjana Informatika ITB tahun 1993. Ia orang baru di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu.
Sebelum diangkat menjadi orang nomor satu di anak usaha Telkom itu, Emma menjabat sebagai Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak 2009.
Selain itu, Emma pernah menjabat Direktur Keuangan dan Support di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dari 2004 hingga 2009, sekaligus menjadi Komisaris PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (2004-2009).
Bahkan, pada 2002 hingga 2004, ia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
RUPST Telkomsel 2019 juga mengangkat jajaran direksi Telkomsel yang baru. Berikut adalah jajaran direksi Telkomsel yang baru.
> Direktur Utama: Emma Sri Martini
> Direktur Keuangan: Herry Supriadi
> Direktur HCM: Irfan A. Tachrir
> Direktur Network: Iskriono Windiarjanto
> Direktur Sales: Ririn Widaryani
> Direktur Planning & Transformation: Edward Siew Ying
> Direktur IT: Bharat Alva
> Direktur Marketing: Alistair Johnston
RUPST Telkomsel itu dihadiri para pemegang saham, yakni Telkom dan Singapore Telecommunications Ltd. (SingTel).
Emma adalah sarjana Informatika ITB tahun 1993. Ia orang baru di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu.
Sebelum diangkat menjadi orang nomor satu di anak usaha Telkom itu, Emma menjabat sebagai Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak 2009.
Selain itu, Emma pernah menjabat Direktur Keuangan dan Support di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dari 2004 hingga 2009, sekaligus menjadi Komisaris PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (2004-2009).
Bahkan, pada 2002 hingga 2004, ia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
RUPST Telkomsel 2019 juga mengangkat jajaran direksi Telkomsel yang baru. Berikut adalah jajaran direksi Telkomsel yang baru.
> Direktur Utama: Emma Sri Martini
> Direktur Keuangan: Herry Supriadi
> Direktur HCM: Irfan A. Tachrir
> Direktur Network: Iskriono Windiarjanto
> Direktur Sales: Ririn Widaryani
> Direktur Planning & Transformation: Edward Siew Ying
> Direktur IT: Bharat Alva
> Direktur Marketing: Alistair Johnston
04 Mei 2019
Adrian Suherman Jadi Presdir MPPA
Adrian Suherman diangkat menjadi Presiden Direktur (Presdir) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Hal itu disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), April 2019.
Adrian Suherman yang pernah bekerja di Telkomsel dengan posisi terakhir sebagai vice president itu menggantikan Bunjamin J. Mailool yang telah 18 tahun berkiprah dengan MPPA.
"Dengan antusias kami menyambut Bapak Bunjamin J. Mailool bergabung dalam Dewan Komisaris," kata Presiden Komisaris Independen MPPA John Bellis.
Selain pernah di Telkomsel, Adrian juga pernah menjadi CEO PT aCommerce Logistik Lestari, Commissioner PT Solusi e-Commerce Global, dan Presiden Direktur PT Visionet International (OVO).
"Kami optimistis talenta dan kepemimpinan Adrian akan memberikan kontribusi positif dalam memimpin MPPA ke depan," kata dia.
Dewan Komisaris:
> Presiden Komisaris Independen : John Bellis
> Wakil Presiden Komisaris Independen : Roy Nicholas Mandey
> Komisaris Independen : William Travis Saucer
> Komisaris Independen : Chua Siang Hwee, Jeffrey
> Komisaris Independen : Liu Wai Ling
> Komisaris : John Riady
> Komisaris : Rudy Ramawy
> Komisaris : Bunjamin J. Mailool
Komisaris : Henry J. Liando
Dewan Direksi:
> Presiden Direktur : Adrian Suherman
> Direktur : Fendi Santoso
> Direktur : Andre Rumantir
> Direktur : Widhayati Hendropurnomo
Adrian Suherman yang pernah bekerja di Telkomsel dengan posisi terakhir sebagai vice president itu menggantikan Bunjamin J. Mailool yang telah 18 tahun berkiprah dengan MPPA.
"Dengan antusias kami menyambut Bapak Bunjamin J. Mailool bergabung dalam Dewan Komisaris," kata Presiden Komisaris Independen MPPA John Bellis.
Selain pernah di Telkomsel, Adrian juga pernah menjadi CEO PT aCommerce Logistik Lestari, Commissioner PT Solusi e-Commerce Global, dan Presiden Direktur PT Visionet International (OVO).
"Kami optimistis talenta dan kepemimpinan Adrian akan memberikan kontribusi positif dalam memimpin MPPA ke depan," kata dia.
Dewan Komisaris:
> Presiden Komisaris Independen : John Bellis
> Wakil Presiden Komisaris Independen : Roy Nicholas Mandey
> Komisaris Independen : William Travis Saucer
> Komisaris Independen : Chua Siang Hwee, Jeffrey
> Komisaris Independen : Liu Wai Ling
> Komisaris : John Riady
> Komisaris : Rudy Ramawy
> Komisaris : Bunjamin J. Mailool
Komisaris : Henry J. Liando
Dewan Direksi:
> Presiden Direktur : Adrian Suherman
> Direktur : Fendi Santoso
> Direktur : Andre Rumantir
> Direktur : Widhayati Hendropurnomo
05 Februari 2014
Satya Nadella, CEO baru Microsoft
Namanya mirip orang Indonesia, tapi bukan. Satya Nadella adalah pria kelahiran Hyderabad,
India, 46 tahun silam. Kini, ia dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Microsoft menggantikan Steve Ballmer. Sebelumnya ia menjabat Executive
Vice President untuk Grup Cloud and Enterprise Microsoft.
Sejak
bergabung tahun 1992, Nadella telah memimpin beberapa strategi dan
pergeseran teknis terpenting dalam portfolio produk dan layanan
Microsoft, terutama dalam misinya memasuki cloud dan dalam
mengembangkan salah satu infrastruktur cloud terbesar di dunia yang
mendukung Bing, Xbox, Office dan layanan lainnya. Selama mengepalai
grup Server and Tools Business (STB), divisi tersebut jauh
melampaui kinerja pasar dan mengambil alih pangsa dari pesaing.
“Dalam
masa transformasi ini, tak ada yang lain yang lebih tepat memimpin
Microsoft selain Satya Nadella,” kata Bill Gates, Pendiri
dan anggota Dewan Direksi Microsoft, dalam
siaran pers, Rabu (5/2/2014).
Satya
memiliki rekam jejak kepemimpinan dengan keterampilan rekayasa
kelas-berat, visi bisnis, serta kemampuan mempersatukan tim. Visinya
tentang bagaimana teknologi akan digunakan dan dirasakan di seluruh
dunia benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan Microsoft sebagai
perusahaan yang tengah memasuki babak baru pertumbuhan dan inovasi
produk yang lebih luas.
“Microsoft
adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang benar-benar telah
merevolusi dunia melalui teknologi, dan saya mendapat kehormatan yang
amat besar telah terpilih memimpin perusahaan ini. Peluang bagi Microsoft ke depan sangat besar, tapi untuk
memanfaatkannya, kami harus menetapkan fokus yang jelas, bergerak
lebih cepat, dan terus melakukan transformasi. Tugas terbesar saya
adalah mengakselerasi kemampuan Microsoft menghadirkan produk-produk
inovatif kami ke konsumen secara lebih cepat,” kata Nadella.
Sementara itu, mantan CEO Microsoft Steve Ballmer mengaku, setelah
bekerja bersama Nadella selama lebih dari 20 tahun, saya paham bahwa
Satya adalah pemimpin yang tepat pada saat yang tepat bagi
Microsoft. Steve Ballmer telah mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft pada 23 Agustus 2013.
“Saya mendapatkan pengalaman istimewa bekerja dengan orang-orang
dan tim kepemimpinan senior paling berbakat di industri ini. Saya
mengenal semangat dan hasrat mereka yang hebat, dan saya yakin akan
menjadi lebih dahsyat di bawah kepemimpinan Satya,” kata Steve Ballmer.
Selain itu, Microsoft
juga mengumumkan kembalinya Bill Gates, yang sebelumnya menjabat
Ketua Dewan Direksi, dengan jabatan baru di Dewan Direksi, yakni sebagai
Founder and Technology Advisor. Dengan jabatan ini akan memberinya lebih banyak waktu
bagi Microsoft, serta memberi dukungan kepada Nadella dalam
menentukan arah teknologi dan produk. Sedangkan John Thompson yang sebelumnya menjabat kepala direktur
independen dalam Dewan Direksi, kini akan menjabat posisi Ketua
Dewan Direksi dan tetap menjadi direktur independen di Dewan Direksi.
17 April 2013
ALEXANDER RUSLI, Kesempatan Selalu Ada
MUDA, ramah, dan meyakinkan. Berbekal tiga hal itu, Alexander Rusli cepat
akrab dengan para wartawan. Ia bahkan menjadi salah satu kesayangan
media (media darling), khususnya di jagat bisnis telekomunikasi. Alex
—begitu ia kerap disapa— memang membuat kagum banyak orang. Pada
usianya yang baru 42 tahun, ia sudah menyandang jabatan prestise
sebagai direktur utama/ chief executive officer (CEO) PT Indosat Tbk,
operator seluler papan atas Indonesia.
Di perusahaan publik sekaliber Indosat, tanggung jawab Alex sungguh berat. Apalagi tahun lalu kinerja Indosat sempat terpuruk. Utang perusahaan mencapai puluhan triliun rupiah. Belum lagi kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi 2,1 GHz yang masih membelit Indosat dan anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2).
Alex, yang menerima estafet kepemimpinan dari Harry Sasongko mulai 1 November 2012, ternyata tipe eksekutif berdaya juang tinggi dan tahan banting. Tekanan dan tantangan justru makin mengobarkan semangat dan optimismenya. “Saya yakin peluang dan kesempatan selalu ada. Tinggal bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkannya sebaik mungkin,” tutur Alexander Rusli kepada wartawan Investor Daily Rizagana dan Farid Firdaus di Jakarta, belum lama ini.
Selengkapnya, baca di Investor Daily
Di perusahaan publik sekaliber Indosat, tanggung jawab Alex sungguh berat. Apalagi tahun lalu kinerja Indosat sempat terpuruk. Utang perusahaan mencapai puluhan triliun rupiah. Belum lagi kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi 2,1 GHz yang masih membelit Indosat dan anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2).
Alex, yang menerima estafet kepemimpinan dari Harry Sasongko mulai 1 November 2012, ternyata tipe eksekutif berdaya juang tinggi dan tahan banting. Tekanan dan tantangan justru makin mengobarkan semangat dan optimismenya. “Saya yakin peluang dan kesempatan selalu ada. Tinggal bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkannya sebaik mungkin,” tutur Alexander Rusli kepada wartawan Investor Daily Rizagana dan Farid Firdaus di Jakarta, belum lama ini.
Selengkapnya, baca di Investor Daily
Langganan:
Postingan (Atom)