Adrian Suherman diangkat menjadi Presiden Direktur (Presdir) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Hal itu disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), April 2019.
Adrian Suherman yang pernah bekerja di Telkomsel dengan posisi terakhir sebagai vice president itu menggantikan Bunjamin J. Mailool yang telah 18 tahun berkiprah dengan MPPA.
"Dengan antusias kami menyambut Bapak Bunjamin J. Mailool bergabung dalam Dewan Komisaris," kata Presiden Komisaris Independen MPPA John Bellis.
Selain pernah di Telkomsel, Adrian juga pernah menjadi CEO PT aCommerce Logistik Lestari, Commissioner PT Solusi e-Commerce Global, dan Presiden Direktur PT Visionet International (OVO).
"Kami optimistis talenta dan kepemimpinan Adrian akan memberikan kontribusi positif dalam memimpin MPPA ke depan," kata dia.
Dewan Komisaris:
> Presiden Komisaris Independen : John Bellis
> Wakil Presiden Komisaris Independen : Roy Nicholas Mandey
> Komisaris Independen : William Travis Saucer
> Komisaris Independen : Chua Siang Hwee, Jeffrey
> Komisaris Independen : Liu Wai Ling
> Komisaris : John Riady
> Komisaris : Rudy Ramawy
> Komisaris : Bunjamin J. Mailool
Komisaris : Henry J. Liando
Dewan Direksi:
> Presiden Direktur : Adrian Suherman
> Direktur : Fendi Santoso
> Direktur : Andre Rumantir
> Direktur : Widhayati Hendropurnomo
04 Mei 2019
05 Februari 2014
Satya Nadella, CEO baru Microsoft
Namanya mirip orang Indonesia, tapi bukan. Satya Nadella adalah pria kelahiran Hyderabad,
India, 46 tahun silam. Kini, ia dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Microsoft menggantikan Steve Ballmer. Sebelumnya ia menjabat Executive
Vice President untuk Grup Cloud and Enterprise Microsoft.
Sejak
bergabung tahun 1992, Nadella telah memimpin beberapa strategi dan
pergeseran teknis terpenting dalam portfolio produk dan layanan
Microsoft, terutama dalam misinya memasuki cloud dan dalam
mengembangkan salah satu infrastruktur cloud terbesar di dunia yang
mendukung Bing, Xbox, Office dan layanan lainnya. Selama mengepalai
grup Server and Tools Business (STB), divisi tersebut jauh
melampaui kinerja pasar dan mengambil alih pangsa dari pesaing.
“Dalam
masa transformasi ini, tak ada yang lain yang lebih tepat memimpin
Microsoft selain Satya Nadella,” kata Bill Gates, Pendiri
dan anggota Dewan Direksi Microsoft, dalam
siaran pers, Rabu (5/2/2014).
Satya
memiliki rekam jejak kepemimpinan dengan keterampilan rekayasa
kelas-berat, visi bisnis, serta kemampuan mempersatukan tim. Visinya
tentang bagaimana teknologi akan digunakan dan dirasakan di seluruh
dunia benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan Microsoft sebagai
perusahaan yang tengah memasuki babak baru pertumbuhan dan inovasi
produk yang lebih luas.
“Microsoft
adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang benar-benar telah
merevolusi dunia melalui teknologi, dan saya mendapat kehormatan yang
amat besar telah terpilih memimpin perusahaan ini. Peluang bagi Microsoft ke depan sangat besar, tapi untuk
memanfaatkannya, kami harus menetapkan fokus yang jelas, bergerak
lebih cepat, dan terus melakukan transformasi. Tugas terbesar saya
adalah mengakselerasi kemampuan Microsoft menghadirkan produk-produk
inovatif kami ke konsumen secara lebih cepat,” kata Nadella.
Sementara itu, mantan CEO Microsoft Steve Ballmer mengaku, setelah
bekerja bersama Nadella selama lebih dari 20 tahun, saya paham bahwa
Satya adalah pemimpin yang tepat pada saat yang tepat bagi
Microsoft. Steve Ballmer telah mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft pada 23 Agustus 2013.
“Saya mendapatkan pengalaman istimewa bekerja dengan orang-orang
dan tim kepemimpinan senior paling berbakat di industri ini. Saya
mengenal semangat dan hasrat mereka yang hebat, dan saya yakin akan
menjadi lebih dahsyat di bawah kepemimpinan Satya,” kata Steve Ballmer.
Selain itu, Microsoft
juga mengumumkan kembalinya Bill Gates, yang sebelumnya menjabat
Ketua Dewan Direksi, dengan jabatan baru di Dewan Direksi, yakni sebagai
Founder and Technology Advisor. Dengan jabatan ini akan memberinya lebih banyak waktu
bagi Microsoft, serta memberi dukungan kepada Nadella dalam
menentukan arah teknologi dan produk. Sedangkan John Thompson yang sebelumnya menjabat kepala direktur
independen dalam Dewan Direksi, kini akan menjabat posisi Ketua
Dewan Direksi dan tetap menjadi direktur independen di Dewan Direksi.
17 April 2013
ALEXANDER RUSLI, Kesempatan Selalu Ada
MUDA, ramah, dan meyakinkan. Berbekal tiga hal itu, Alexander Rusli cepat
akrab dengan para wartawan. Ia bahkan menjadi salah satu kesayangan
media (media darling), khususnya di jagat bisnis telekomunikasi. Alex
—begitu ia kerap disapa— memang membuat kagum banyak orang. Pada
usianya yang baru 42 tahun, ia sudah menyandang jabatan prestise
sebagai direktur utama/ chief executive officer (CEO) PT Indosat Tbk,
operator seluler papan atas Indonesia.
Di perusahaan publik sekaliber Indosat, tanggung jawab Alex sungguh berat. Apalagi tahun lalu kinerja Indosat sempat terpuruk. Utang perusahaan mencapai puluhan triliun rupiah. Belum lagi kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi 2,1 GHz yang masih membelit Indosat dan anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2).
Alex, yang menerima estafet kepemimpinan dari Harry Sasongko mulai 1 November 2012, ternyata tipe eksekutif berdaya juang tinggi dan tahan banting. Tekanan dan tantangan justru makin mengobarkan semangat dan optimismenya. “Saya yakin peluang dan kesempatan selalu ada. Tinggal bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkannya sebaik mungkin,” tutur Alexander Rusli kepada wartawan Investor Daily Rizagana dan Farid Firdaus di Jakarta, belum lama ini.
Selengkapnya, baca di Investor Daily
Di perusahaan publik sekaliber Indosat, tanggung jawab Alex sungguh berat. Apalagi tahun lalu kinerja Indosat sempat terpuruk. Utang perusahaan mencapai puluhan triliun rupiah. Belum lagi kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi 2,1 GHz yang masih membelit Indosat dan anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2).
Alex, yang menerima estafet kepemimpinan dari Harry Sasongko mulai 1 November 2012, ternyata tipe eksekutif berdaya juang tinggi dan tahan banting. Tekanan dan tantangan justru makin mengobarkan semangat dan optimismenya. “Saya yakin peluang dan kesempatan selalu ada. Tinggal bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkannya sebaik mungkin,” tutur Alexander Rusli kepada wartawan Investor Daily Rizagana dan Farid Firdaus di Jakarta, belum lama ini.
Selengkapnya, baca di Investor Daily
16 April 2013
Dari Blackberry, Eka Anwar Hijrah ke Esia
Akhirnya terjawab
sudah rumor yang beredar selama ini mengenai Eka Anwar. Sosok yang sebelumnya
menjabat Direktur Marketing BlackBerry Indonesia itu telah ditunjuk sebagai Chief Marketing Officer PT Bakrie
Telecom Tbk dan efektif mulai awal Mei 2013.
Eka sudah delapan tahun
berkiprah di industri telekomunikasi Indonesia. Sejak meraih gelar Master of
Business Administriation (MBA) Marketing dari City University, Seattle, Amerika
Serikat (AS), Eka memuilai karier di perusahaan properti. Pada 2006, ia menjadi
Marketing Manajer Nokia Indonesia. Ia sempat menjadi Multimedia Retail Manager
yang mengurus Nokia N-series.
Pada 2010, Eka hijrah
ke pesaing Nokia, yakni Samsung. Di vendor ponsel berbasis di Korea Selatan itu,
ia dipercaya sebagai Head of Marketing for Mobilephone Business. Ia ikut
mendongkrak pamor Galaxy Tab.
Pada akhir 2011,
tiba-tiba Eka “menghilang”, dan pada Januari 2012 namanya harum kembali. Ia
telah “muncul” sebagai Direktur Marketing Research In Motion (RIM), yang
kemudian berubah menjadi Blackberry.
Banyak yang bertanya-tanya
tentang keputusannya hengkang dari Blackberry ke operator Esia itu, mengingat kinerja operator CDMA itu terus merosot dalam dua tahun terakhir ini. Pada 2012,
operator CDMA itu merugi Rp 3,14 triliun atau meningkat hampir empat kali lipat
dibanding kerugian yang diderita perseroa pada 2011, yang sebesar Rp 783 miliar.
Rajesh Thadani Pimpin Lenovo Indonesia
Lenovo mengangkat
Rajesh Thadani sebagai President Director PT Lenovo Indonesia, efektif mulai
April 2013. Ia akan memperkuat posisi Sandy Lumy, yang akan memegang posisi
sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Relationship Lead di Indonesia.
Rajesh akan memegang
jabatan sebagai Country General Manager
(CGM) dan anggota dari Asean Leadership Team. Dia akan berkantor di Jakarta,
dan bertanggung jawab langsung kepada Koh Kong Meng, vice president dan general manager
Lenovo Asean.
“Kemitraan antara
Sandy, Rajesh dan kantor pusat ASEAN, serta investasi dalam bentuk sumber daya
manusia dan bisnis akan membawa Indonesia ke level baru di era PC+,” Koh Kong
Meng dalam siaran pers, Selasa (16/4/2013).
Tugas Rajesh antara
lain membangun dan mendorong hubungan dengan klien-klien utama di segmen
korporasi, mengelola saluran distribusi di segmen consumer dan usaha kecil dan menengah (UKM), serta menangani
penjualan serta pemasaran untuk brand
dan produk Lenovo secara keseluruhan di Indonesia.
"Indonesia
adalah pasar terbesar kami di Asean dan telah memerankan peranan integral dalam
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Lenovo di kuartal-kuartal yang
lalu," ujar Koh Kong Meng.
Rajesh dianggap
memiliki latar belakang yang mengesankan. Ia memiliki peran yang besar dalam
mengubah bisnis consumer Lenovo di India. Pangsa pasar Lenovo di negeri itu mencapai
dua digit, bahkan mampu tumbuh tiga kali lipat pada tahun fiskal 2011/2012
dibandingkan 2010/2011. Lenovo India menjadi satu-satunya retailer PC terbesar
dan brand AIO nomor satu di negara tersebut.
"Kami yakin
pengalaman besar Rajesh di segmen konsumen akhir dan pengetahuan mendalam Sandy
mengenai pasar Indonesia, akan terus meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan
Lenovo di Indonesia pada tahun-tahun mendatang," kata Koh.
Rajesh, yang baru
saja dipromosikan meniadi Executive Director per 1 April 2013,
berpengalaman lebih dari 19 tahun di industri teknologi informasi (TI). Rajesh
meraih gelar Insinyur di bidang instrumentasi dan pascasarjana di bidang
marketing dari Mumbai University.
28 September 2012
Achirul Djamal, dari IBM ke Autodesk
AUTODESK Inc menunjuk Achirul Djamal sebagai Country Manager untuk Indonesia. Mantan Country Manager IBM Software Group di
IBM Indonesia ini akan bertanggung jawab dalam mengatur pertumbuhan bisnis
Autodesk lintas seluruh industri dan segmen produk serta mengembangkan berbagai
kemitraan strategis di Indonesia.
Managing Director Autodesk untuk Asean VR Srivatsan mengatakan sangat
senang dapat menyambut Achirul bergabung bersama Autodesk dalam memimpin bisnis
Autodesk di Indonesia. Indonesia merupakan pasar penting bagi Autodesk dan
kepemimpinan Achirul dipercaya akan dapat membuka banyak peluang baru serta
meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
“Achirul memiliki pengalaman profesional dari berbagai industri yang
kami percaya akan berperan penting dalam pertumbuhan Autodesk dan
perkembangannya di Indonesia,” kata Srivatsan dalam keterangan resminya, Jumat,
28 September 2012.
Achirul memiliki pengalaman selama lebih dari 22 tahun lintas industri software,
telekomunikasi, minyak, utilitas, dan juga sektor pelayanan publik.
Sebelum bergabung dengan Autodesk, ia sempat menjabat sebagai Country Manager, General Business di PT
IBM Indonesia. Pada posisi tersebut lingkup tanggung jawabnya meliputi strategi
bisnis, pengembangan bisnis, dan pertumbuhan pendapatan.
Pada 18 tahun masa baktinya di IBM, Achirul menjabat posisi-posisi
menantang, termasuk Country Manager
untuk jalur bisnis baru, manager produk, dan berbagai posisi di bagian
penjualan. Ia juga pernah menjabat sebagai Country
Manager IBM Software Group di IBM Indonesia dan Country Manager PT Lotus Development Indonesia (anak perusahaan
IBM).
Selama masa baktinya di IBM, Achirul telah mendapatkan beragam
penghargaan atas kinerjanya yang luar biasa dan pencapaiannya yang melebihi
target penjualan. Achirul memiliki gelar Master di bidang Computer Science dari
Universitas Amerika, Washington D.C. dan telah mendapatkan gelar S-2 di bidang
teknik mesin dari Universitas Trisakti, Jakarta.
17 September 2012
Alexander Rusli Pimpin Indosat
RAPAT umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Indosat Tbk mengangkat
Alexander Rusli menjadi direktur utama dan CEO Indosat menggantikan Harry
Sasongko. Meski bukan ‘orang’ Qtel, nama Alexander Rusli, kabarnya diajukan
langsung oleh Qatar Telecom (Qtel) selaku pemegang saham pengendali.
"Perpindahan tampuk pimpinan itu akan berlaku efektif per 1
November 2012," demikian keterangan Indosat dalam RUPSLB yang berlangsung
di kantor pusat Indosat, Senin, 17 September 2012.
Alexander Rusli lebih banyak berkiprah di BUMN, kementerian, dan
perusahaan investasi. Sejak Januari 2010, ia menjabat sebagai komisaris independen
Indosat. Dia juga anggota Komite Remunerasi dan Komite Audit Indosat. Ia pernah
bekerja di Northstar Pacific sebagai managing
director. Dia juga pernah menjadi komisaris independen PT Krakatau Steel
Tbk, staf ahli Kementerian BUMN, serta staf ahli Kementerian Komunikasi dan
Teknologi Informasi.
Sheikh Abdullah Mohammed SA Al-Thani yang mewakili Qtel sebagai
Komisaris Utama Indosat mengatakan, selama tiga tahun kepemimpinan Harry
Sasongko, Indosat telah melewati banyak tantangan dan semua berhasil dilewati
sehingga Indosat menjadi lebih kompetitif.
"Bapak Harry Sasongko telah membawa perseroan melalui kompetisi
pasar yang ketat dan memegang peranan kunci dalam menjalankan beberapa
inisiatif utama yang membawa perusahaan menjadi lebih kuat dan dapat tumbuh
secara berkesinambungan. Kami yakni Bapak Alexander Rusli akan mampu meneruskan
kesuksesan yang telah dirintis oleh pendahulunya," ujar Al-Thani.
Qtel adalah pemegang 65% saham Indosat, sedangkan pemerintah Indonesia
hanya memiliki 14,29%, dan sisanya dipegang oleh publik.
Al Thani mengatakan, Indosat mengalami banyak tantangan sepanjang tiga
tahun terakhir. “Kami menyambut Pak Rusli dalam peran barunya sebagai dirut dan
CEO. Kami berharap bisnis perseroan bisa semakin berkembang,” kata dia.
Sementara itu, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Industri Strategis dan
Manufaktur Dwijanti Tjahtjahningsih mengharapkan Alexander Rusli dapat meningkatkan
pangsa pasar Indosat yang saat ini hanya 20%.
Langganan:
Postingan (Atom)