02 Juni 2019

Ririek Adriansyah Jadi Dirut Telkom

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah diangkat menjadi Direktur Utama PT Telekomuniasi Indonesia (Telkom) menggantikan Alex Sinaga yang sudah habis masa jabatannya.
Keputusan ini ditetapkam dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom yang digelar Jumat (24/5/2019).
Ririek Adriansyah telah malang melintang di Telkom. Sebelum ditunjuk untuk menahkodai perusahaan palt merat ini, ia adalah Direktur Utama Telkomsel. Ia memimpin anka usaha Telkom itu sejak Januari 2015.
Ririek merupakan lulusan Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989. Sebelum menjadi Direktur Utama Telkomsel, ia telah menduduki sejumlah jabatan penting di Telkom dan anak usaha Telkom Grup.
Ririek mengawali kariernya di Telkom sebagai Deputi EGM Divisi Infratel sejak 2004 hingga 2008. Kemudian dia menjadi Direktur International Carrier Service Telekomunikasi Indonesia Internatioal (Telin) pada 2008 hingga 2010,  Direktur Marketing & Sales, PT Telin pada 2010-2011, dan menjadi dirut Telin pada 2011 hingga 2012.

Dewan Direksi:

Ririek Adriansyah (Direktur Utama)
Harry M Zen (Direktur Keuangan)
Siti Choiriana (Direktur Consumer Service)
Zulhelfi Abidin (Direktur Network & IT Solution)
Edwin Aristiawan (Direktur Wholesale & International Service )
Edi Witjara (Direktur Human Capital Management)
Faisal Rohmad Jumadi (Direktur Digital Business)
Achmad Soegiarto (Direktur Digital & Strategic Portfolio)
Bogi Witjaksono (Direktur Enterprise & Business Service)

Dewan Komisaris:

Rhenald Kasali (Komisaris Utama & Komisaris Independen)
Edwin Hidayat Abdullah (Komisaris)
Isa Rachmatarwata (Komisaris)
Ismail (Komisaris)
Marcelino Pandin (Komisaris)
Marsudi Wahyu Kisworo (Komisaris)
Cahyana Ahmadjayadi (Komisaris Independen)
Margiyono Darsasumarja (Komisaris Independen)

30 Mei 2019

Emma Sri Martini Jadi Dirut Telkomsel

Begitu Ririek Adriansyah diangkat menjadi Dirut PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk, PT Telkomsel juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Rapat itu memutuskan  Emma Sri Martini sebagai Direktur Utama Telkomsel.
RUPST Telkomsel itu dihadiri para pemegang saham, yakni Telkom dan  Singapore Telecommunications Ltd. (SingTel).
Emma adalah sarjana Informatika ITB tahun 1993. Ia orang baru di perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu.
Sebelum diangkat menjadi orang nomor satu di anak usaha Telkom itu, Emma menjabat sebagai Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak 2009.
Selain itu, Emma pernah menjabat Direktur Keuangan dan Support di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dari 2004 hingga 2009, sekaligus menjadi Komisaris PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (2004-2009).
Bahkan, pada 2002 hingga 2004, ia juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
RUPST Telkomsel 2019 juga mengangkat jajaran direksi Telkomsel yang baru. Berikut adalah jajaran direksi Telkomsel yang baru.

> Direktur Utama: Emma Sri Martini
> Direktur Keuangan: Herry Supriadi
> Direktur HCM: Irfan A. Tachrir
> Direktur Network: Iskriono Windiarjanto
> Direktur Sales: Ririn Widaryani
> Direktur Planning & Transformation: Edward Siew Ying
> Direktur IT: Bharat Alva
> Direktur Marketing: Alistair Johnston

04 Mei 2019

Adrian Suherman Jadi Presdir MPPA

Adrian Suherman diangkat menjadi Presiden Direktur (Presdir) PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Hal itu  disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), April 2019.

Adrian Suherman yang pernah bekerja di Telkomsel dengan posisi terakhir sebagai vice president itu menggantikan Bunjamin J. Mailool yang telah 18 tahun berkiprah dengan MPPA.
"Dengan antusias kami menyambut Bapak Bunjamin J. Mailool bergabung dalam Dewan Komisaris," kata Presiden Komisaris Independen MPPA John Bellis.
Selain pernah di Telkomsel, Adrian juga pernah menjadi CEO PT aCommerce Logistik Lestari, Commissioner PT Solusi e-Commerce Global, dan Presiden Direktur PT Visionet International (OVO).
"Kami optimistis talenta dan kepemimpinan Adrian akan memberikan kontribusi positif dalam memimpin MPPA ke depan," kata dia.

Dewan Komisaris:
> Presiden Komisaris Independen : John Bellis
> Wakil Presiden Komisaris Independen : Roy Nicholas Mandey
> Komisaris Independen : William Travis Saucer
> Komisaris Independen : Chua Siang Hwee, Jeffrey
> Komisaris Independen : Liu Wai Ling
> Komisaris : John Riady
> Komisaris : Rudy Ramawy
> Komisaris : Bunjamin J. Mailool
Komisaris : Henry J. Liando

Dewan Direksi:
> Presiden Direktur : Adrian Suherman
> Direktur : Fendi Santoso
> Direktur : Andre Rumantir
> Direktur : Widhayati Hendropurnomo

05 Februari 2014

Satya Nadella, CEO baru Microsoft

Namanya mirip orang Indonesia, tapi bukan. Satya Nadella adalah pria kelahiran Hyderabad, India, 46 tahun silam. Kini, ia dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Microsoft menggantikan Steve Ballmer. Sebelumnya ia menjabat  Executive Vice President untuk Grup Cloud and Enterprise Microsoft
Sejak bergabung tahun 1992, Nadella telah memimpin beberapa strategi dan pergeseran teknis terpenting dalam portfolio produk dan layanan Microsoft, terutama dalam misinya memasuki cloud dan dalam mengembangkan salah satu infrastruktur cloud terbesar di dunia yang mendukung Bing, Xbox, Office dan layanan lainnya. Selama mengepalai grup Server and Tools Business (STB), divisi tersebut jauh melampaui kinerja pasar dan mengambil alih pangsa dari pesaing.
Dalam masa transformasi ini, tak ada yang lain yang lebih tepat memimpin Microsoft selain Satya Nadella,” kata Bill Gates, Pendiri dan anggota Dewan Direksi Microsoft, dalam siaran pers, Rabu (5/2/2014).
Satya memiliki rekam jejak kepemimpinan dengan keterampilan rekayasa kelas-berat, visi bisnis, serta kemampuan mempersatukan tim. Visinya tentang bagaimana teknologi akan digunakan dan dirasakan di seluruh dunia benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan Microsoft sebagai perusahaan yang tengah memasuki babak baru pertumbuhan dan inovasi produk yang lebih luas.
Microsoft adalah salah satu dari sedikit perusahaan yang benar-benar telah merevolusi dunia melalui teknologi, dan saya mendapat kehormatan yang amat besar telah terpilih memimpin perusahaan ini. Peluang bagi Microsoft ke depan sangat besar, tapi untuk memanfaatkannya, kami harus menetapkan fokus yang jelas, bergerak lebih cepat, dan terus melakukan transformasi. Tugas terbesar saya adalah mengakselerasi kemampuan Microsoft menghadirkan produk-produk inovatif kami ke konsumen secara lebih cepat,” kata Nadella.
Sementara itu, mantan CEO Microsoft Steve Ballmer mengaku, setelah bekerja bersama Nadella selama lebih dari 20 tahun, saya paham bahwa Satya adalah pemimpin yang tepat pada saat yang tepat bagi Microsoft. Steve Ballmer telah mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft pada 23 Agustus 2013. 
“Saya mendapatkan pengalaman istimewa bekerja dengan orang-orang dan tim kepemimpinan senior paling berbakat di industri ini. Saya mengenal semangat dan hasrat mereka yang hebat, dan saya yakin akan menjadi lebih dahsyat di bawah kepemimpinan Satya,” kata Steve Ballmer.
Selain itu, Microsoft juga mengumumkan kembalinya Bill Gates, yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Direksi, dengan jabatan baru di Dewan Direksi, yakni sebagai Founder and Technology Advisor. Dengan jabatan ini akan memberinya lebih banyak waktu bagi Microsoft, serta memberi dukungan kepada Nadella dalam menentukan arah teknologi dan produk. Sedangkan John Thompson yang sebelumnya menjabat kepala direktur independen dalam Dewan Direksi, kini akan menjabat posisi Ketua Dewan Direksi dan tetap menjadi direktur independen di  Dewan Direksi.




17 April 2013

ALEXANDER RUSLI, Kesempatan Selalu Ada

MUDA, ramah, dan meyakinkan. Berbekal tiga hal itu, Alexander Rusli cepat akrab dengan para wartawan. Ia bahkan menjadi salah satu kesayangan media (media darling), khususnya di jagat bisnis telekomunikasi.  Alex —begitu ia kerap disapa— memang membuat kagum banyak orang. Pada usianya yang baru 42 tahun, ia sudah menyandang jabatan prestise sebagai direktur utama/ chief executive officer (CEO) PT Indosat Tbk, operator seluler papan atas Indonesia.

Di perusahaan publik sekaliber Indosat, tanggung jawab Alex sungguh berat. Apalagi tahun lalu kinerja Indosat sempat terpuruk. Utang perusahaan mencapai puluhan triliun rupiah. Belum lagi kasus dugaan penyalahgunaan frekuensi 2,1 GHz yang masih membelit Indosat dan anak usahanya, PT Indosat Mega Media (IM2).

Alex, yang menerima estafet kepemimpinan dari Harry Sasongko mulai 1 November 2012, ternyata tipe eksekutif berdaya juang tinggi dan tahan banting. Tekanan dan tantangan justru makin mengobarkan semangat dan optimismenya. “Saya yakin peluang dan kesempatan selalu ada. Tinggal bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkannya sebaik mungkin,” tutur Alexander Rusli kepada wartawan Investor Daily Rizagana dan Farid Firdaus di Jakarta, belum lama ini.

Selengkapnya, baca di  Investor Daily

16 April 2013

Dari Blackberry, Eka Anwar Hijrah ke Esia

Akhirnya terjawab sudah rumor yang beredar selama ini mengenai Eka Anwar. Sosok yang sebelumnya menjabat Direktur Marketing BlackBerry Indonesia itu telah ditunjuk sebagai Chief Marketing Officer PT Bakrie Telecom Tbk dan efektif mulai awal Mei 2013.
Eka sudah delapan tahun berkiprah di industri telekomunikasi Indonesia. Sejak meraih gelar Master of Business Administriation (MBA) Marketing dari City University, Seattle, Amerika Serikat (AS), Eka memuilai karier di perusahaan properti. Pada 2006, ia menjadi Marketing Manajer Nokia Indonesia. Ia sempat menjadi Multimedia Retail Manager yang mengurus Nokia N-series.
Pada 2010, Eka hijrah ke pesaing Nokia, yakni Samsung. Di vendor ponsel berbasis di Korea Selatan itu, ia dipercaya sebagai Head of Marketing for Mobilephone Business. Ia ikut mendongkrak pamor Galaxy Tab.
Pada akhir 2011, tiba-tiba Eka “menghilang”, dan pada Januari 2012 namanya harum kembali. Ia telah “muncul” sebagai Direktur Marketing Research In Motion (RIM), yang kemudian berubah menjadi Blackberry.
Banyak yang bertanya-tanya tentang keputusannya hengkang dari Blackberry ke operator Esia itu, mengingat kinerja operator CDMA itu terus merosot dalam dua tahun terakhir ini. Pada 2012, operator CDMA itu merugi Rp 3,14 triliun atau meningkat hampir empat kali lipat dibanding kerugian yang diderita perseroa pada 2011, yang sebesar Rp 783 miliar.

Rajesh Thadani Pimpin Lenovo Indonesia



Lenovo mengangkat Rajesh Thadani sebagai President Director PT Lenovo Indonesia, efektif mulai April 2013. Ia akan memperkuat posisi Sandy Lumy, yang akan memegang posisi sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Relationship Lead di Indonesia.
Rajesh akan memegang jabatan sebagai Country General Manager (CGM) dan anggota dari Asean Leadership Team. Dia akan berkantor di Jakarta, dan bertanggung jawab langsung kepada Koh Kong Meng, vice president dan general manager Lenovo Asean.
“Kemitraan antara Sandy, Rajesh dan kantor pusat ASEAN, serta investasi dalam bentuk sumber daya manusia dan bisnis akan membawa Indonesia ke level baru di era PC+,” Koh Kong Meng dalam siaran pers, Selasa (16/4/2013).
Tugas Rajesh antara lain membangun dan mendorong hubungan dengan klien-klien utama di segmen korporasi, mengelola saluran distribusi di segmen consumer dan usaha kecil dan menengah (UKM), serta menangani penjualan serta pemasaran untuk brand dan produk Lenovo secara keseluruhan di Indonesia.
"Indonesia adalah pasar terbesar kami di Asean dan telah memerankan peranan integral dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Lenovo di kuartal-kuartal yang lalu," ujar Koh Kong Meng.
Rajesh dianggap memiliki latar belakang yang mengesankan. Ia memiliki peran yang besar dalam mengubah bisnis consumer Lenovo di India. Pangsa pasar Lenovo di negeri itu mencapai dua digit, bahkan mampu tumbuh tiga kali lipat pada tahun fiskal 2011/2012 dibandingkan 2010/2011. Lenovo India menjadi satu-satunya retailer PC terbesar dan brand AIO nomor satu di negara tersebut.
"Kami yakin pengalaman besar Rajesh di segmen konsumen akhir dan pengetahuan mendalam Sandy mengenai pasar Indonesia, akan terus meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan Lenovo di Indonesia pada tahun-tahun mendatang," kata Koh.
Rajesh, yang baru saja dipromosikan meniadi Executive Director per 1 April 2013, berpengalaman lebih dari 19 tahun di industri teknologi informasi (TI). Rajesh meraih gelar Insinyur di bidang instrumentasi dan pascasarjana di bidang marketing dari Mumbai University.